Muhammad Mutawali
UIN Mataram, STIS Al-Ittihad Bima
muh.mutawali@uinmataram.ac.id

 

 

Nama Syekh Yasin Al-Fadany sangat sering saya dengar ketika ayah saya menceritakan tentang pengalamannya selama menuntut ilmu di Darul Ulum Mekah, terutama ketika ayah saya menceritakan tentang sosok guru yang paling memengaruhi keilmuannya dalam bidang hadis (ijazah dan sanad). Beliau mengisahkan bahwa Syekh Yasin Al-Fadany merupakan salah seorang ulama hadis dari Nusantara yang paling terkenal di Haramayn karena banyaknya murid atau orang yang menuntut ilmu dan mendapatkan ijazah sanad hadis darinya, termasuk ayah saya, Tuan Guru H.M. Said Amin. Ayah saya mendapatkan ijazah sanad hadis setelah beliau belajar langsung dari Syekh Yasin. Ijazah tersebut merupakan semacam pengakuan terhadap kompetensi akademik penerimanya pada bidang hadis dan sanad hadis, sehingga bagi penerimanya memiliki kompetensi untuk mengajarkan dan bahkan meriwayatkan hadis Nabi.

Sejarah sanad keilmuan bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari Syeikh Yasin bin Isa Al-Fadaniy. Apabila kita membuka lembaran-lembaran yang membahas transmisi silsilah keilmuan Islam (Sanad atau Ijazah) yang tersebar di dunia, terlebih yang ada di Indonesia dan Haramain, maka nama Syeikh Yasin Al-Fadaniy akan sering muncul sebab banyaknya riwayat yang didapatkan dari para guru yang tersebar di berbagai negara Islam. Beliau banyak meriwayatkan sanad keilmuan kurang lebih dari 500 ulama terkemuka.

Sebagian pendapat mengatakan bahwa Syeikh Yasin Al-Fadaniy memiliki guru sebanyak 700 orang lebih, baik yang ngaji secara langsung, melalui surat, atau dengan melalui orang terhormat agar mendapatkan ijazah dari orang alim tertentu seperti kepada Kiai Hasyim Asy`ari.[1]

Nama lengkapnya adalah Abu Al-Faidh Alam Ad-Din Muhammad Yasin bin Isa Al-Fadaniy, lahir di Mekkah pada tahun 1916 dan meninggal pada tanggal 20 Juli 1990 di Mekkah. Berguru kepada ayahnya, Syeikh Muhammad Isa, kemudian melanjutkan studi di Madrasah As-Saulathiyah, yang guru-gurunya antara lain Syekh Mukhtar Usman, Syekh Hasan Al-Masysath, Habib Muhsin bin Ali Al-Musawa, berguru juga kepada kepada Kiai Ma`shoem Lasem dan Kiai Baidhowi Lasem.[2]

Syekh Yasin tidak hanya ahli dalam ilmu sanad, tapi juga dalam ilmu Syari`at, hal ini dinyatakan langsung oleh salah seorang muridnya Syekh Mahmud Said Mamduh. Syekh Yasin Juga tidak hanya memberikan fatwa di Mekkah saja, tapi juga di luar Mekkah, salah satunya Indonesia yang pernah mengirimkan permintaan fatwa kepadanya. Syekh Yasin tidak hanya aktif mengajar, beliau juga sangat produktif menulis kitab, terbukti jumlah karyanya mencapai 97 buah, diantaranya 9 kitab tentang ilmu Hadis, 25 kitab tentang ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, dan 36 kitab tentang ilmu Falak.[3]

Nama Syekh Yasin Al-Fadaniy dikenal sebagai ulama yang mempunyai bakat multi dari berbagai kajian keilmuan, seperti Tafsir, Hadis, Gramatika Arab dan sanad. Untuk masalah sanad, beliau adalah pakarnya, sehingga beliau dijuluki Musnid Dunya (Pakar Sanad terkemuka di dunia).

Sebagaimana telah diakui oleh para ulama, diantaranya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dan Sayyid Abdul Aziz Al-Ghumari, Beliau berkata: Syekh Yasin Al-Fadaniy adalah seorang yang alim, allamah, musnidnya tanah Hijaz sekaligus Musnidnya Dunia, tidak ditemukan orang semulia beliau, lewat tangannya Allah hidupkan ilmu sanad setelah mati, zaman tidak akan pernah datang dengan membawa figur seperti beliau, dengan wafatnya beliau, ilmu sanad menjadi turun kasta, rasanya sulit, zaman akan kembali datang dengan membawa figur seperti beliau, sungguh, zaman amatlah pelit untuk memberikan figur sekelas beliau.[4]

Dalam disiplin ilmu Hadis, Syeikh Yasin Al-Fadaniy mempunyai karya monumental, diantaranya: Al-Dar Al-Mandlud Syarah Sunan Abi Daud sebanyak 20 jilid dan Fathul A`llam Syarah Kitab Bulughul Maram berjumlah 4 jilid. Dalam kajian ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, Syeikh Yasin menulis Kitab Bughyah Al-Musytaq Syarah Kitab Luma` Abil Ishaq sebanyak 2 jilid dan Hasyiyah `Ala Asybah wa Al-Nadzair fi Furu` Al-Fiqhiyyah li Al-Suyuthi. Dalam Gramatika Arab, Syeikh Yasin menulis sebuah Kitab yang berjudul Tasynif Al-Sami` Mukhtashar fi Ilmi Al-Wadh`i dan Risalah fi Al-Mantiq. Untuk Bidang Sanad, Syeikh Yasin Al-Fadaniy mempunyai karya yang berjudul Mathma` Al-Wijdan fi Asanidi Al-Syeikh Umar Hamdan sebanyak 3 jilid dan Fadl Al-Muhaimin fi Tarjamah wa Asanid Al-Sayyid Muhsin.

Kitab-kitab karya Syeikh Yasin Al-Fadaniy tersebar ke seluruh belahan dunia, terlebih di Timur Tengah dan Nusantara. Beliau menjadi rujukan penting dan karyanya sering dibaca, terlebih dalam bidang sanad, ketika ulama akan mentransmisikan silsilah keilmuan kepada muridnya dan semuanya merujuk kepada Syeikh Yasin Al-Fadaniy.[5]

Demikian sekelumit tentang riwayat hidup seorang ulama Nusantara yang bergelar Al-Musnid Dunya. Semoga kita dapat mengikuti langkah dan jejak beliau, yang dalam menjalani kehidupannya selalu dekat dengan Rasulullah melalui hadis dan sunnahnya.

 

[1]Amirul Ulum, Syaikh Yasin ibn Isa Al-Fadaniy, (Yogyakarta: Global Press, 2016), 1.

[2] Zainul Milal Bizawie, Masterpiece Islam……………………, 252.

[3]Rizem Aizid, Biografi Ulama Nusantara, (Yogyakarta: Diva Press, 2016), 180.

[4]Amirul Ulum, Syaikh Yasin……………., 28.

[5]Amirul Ulum, Syaikh Yasin……………., 44.