Kota Bima, Kahaba.- Dalam rangka memperingati Milad ke-20 tahun berdirinya, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Al-Ittihad Bima menggelar Festival Syariah bertema “Membumikan Syariah di Tanah Bima untuk Indonesia Emas 2045.”

Kegiatan hasil kerjasama antara Yayasan Pendidikan dan Dakwah Al Ittihad Bima dengan Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syari’ah Kementerian Agama RI ini dilaksanakan selama dua hari, Sabtu-Minggu, 25-26 Oktober 2025, di kompleks Perguruan Yayasan Pendidikan dan Dakwah Al-Ittihad Bima, Gg. Al-Amin, Nusantara Kota Bima.

Acara ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai kampus dan sekolah, termasuk UM Bima, Unswa, STIS Al-Ittihad, STIT Sunan Giri, dan STIQ Bima. Dari kalangan pelajar, hadir pula perwakilan dari MAN 1 dan MAN 2 Kota Bima, SMAN 3 Kota Bima, serta MA Al-Ittihad, MA Al-Husainy, MA Ash-Shidiqiyah, dan MA Al-Ikhlas Muhammadiyah.

Festival Syariah menghadirkan Guru Besar UIN Mataram Atun Wardatun sebagai narasumber utama dalam Seminar Nasional Syariah. Selain itu, hadir pula Ahmad Achwani, Ketua Tim Hisab Rukyat Kemenag RI, mewakili Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag RI.

Ketua STIS Al-Ittihad Bima, Muhammad Mutawali dalam laporannya menyampaikan, Festival Syariah merupakan momentum penting untuk meneguhkan peran STIS AI- Ittihad dalam membangun kesadaran nilai-nilai Islam di tengah masyarakat.

“Dua puluh tahun bukan waktu yang singkat. STIS Al-Ittihad telah melaksanakan tridarma perguruan tinggi, pendidikan, penelitian, dan pengabdian dengan semangat dakwah dan syariah. Momentum Milad ke-20 ini menjadi refleksi untuk melangkah menuju Indonesia Emas 2045 dengan pijakan nilai-nilai Islam,” ungkap Mutawali.

Kegiatan Festival Syariah diisi dengan sejumlah lomba dan kegiatan akademik seperti Seminar Nasional Syariah, Olimpiade Syariah, Lomba Esai Syariah, dan Lomba Kepenyuluhan Syariah.

Mutawali mengatakan, festival ini memiliki tiga tujuan utama yakni memperkuat nilai- nilai syariah pada siswa dan mahasiswa, kemudian mengasah kemampuan berpikir kritis berbasis nilai-nilai Islam dan mengembangkan potensi syariah di lingkungan pendidikan dan masyarakat.

“Kami ingin menumbuhkan kesadaran generasi muda agar syariah tidak hanya dipahami sebagai doktrin, tapi menjadi nilai hidup yang membentuk karakter bangsa,” pungkasnya.

Ia mengungkapkan, 20 tahun lalu tepatnya pada 22 Maret 2005, STIS Al-Ittihad Bima lahir, hasil perjuangan Yayasan Pendidikan dan Dakwah Al-Ittihad yang tak kenal lelah memperjuangkan izin dari Kementerian Agama RI.

Kini, di usia dua dekade, kampus yang berdiri di bawah semangat dakwah itu menjelma menjadi lembaga pendidikan Islam yang berpengaruh di Pulau Sumbawa.

Untuk merayakan perjalanan panjang tersebut, STIS menggelar Festival Syariah 2025. Tak sekadar seremoni, kegiatan ini menjadi ruang kolaborasi ide antara akademisi, ulama, dan generasi muda Islam.

“Alhamdulillah suasana kampus pun semarak oleh peserta yang datang membawa semangat baru, semangat membumikan syariah di Bima, agar sinarnya menyatu dengan cita Indonesia Emas 2045,” tambahnya.