NARASI PENDIDIKAN ISLAM DI BIMA: Biografi Intelektual TGH. M. SAID AMIN, BA.
Oleh: Syech Fathur
Perkembangan pendidikan Islam di Bima selalu merujuk pada Tuan Guru (atau Kyai (Jawa), Buya (Padang), Tengku (Aceh), dll) yang telah mendedikasikan dirinya bagi dakwah dan pendidikan Islam sepanjang hidup mereka. Banyak Ulama di Dana Mbojo tapi saya mengenal TGH. M. Said Amin, BA yang merupakan putra kelahiran Tawali-Wera, 01 Januari 1936 adalah salah satu dari sedikit Ulama di Dana Mbojo yang mampu secara konsisten memadukan ketiga unsur fundamental dakwah, yakni: Pertama, dakwah bil Lisan dengan berorasi di mimbar maupun di Taklim. Kedua, dakwah bil-Haal dengan langsung by doing memberikan contoh keteladanan secara kongkrit. Dalam falsafah Bima dikenal dengan pepatah: ‘Nggahi rawi pahu’, bahwa ucapan haruslah terealisasi dalam perbuatan karena ucapan dan perbuatan akan kembali pada nilai citra diri. Ketiga, dakwah bil-Qolam atau tulisan. Banyak Ulama atau Tuan Guru yang indah menuturkan dakwahnya di atas mimbar tapi yang juga mampu menguraikan ilmunya dalam bentuk tulisan dapatlah dihitung dengan jari. Di antaranya adalah TGH M. Said Amin yang cukup produktif menulis berbagai masalah keagamaan, baik yang diterbitkan oleh Penerbit maupun yang dicetak terbatas dan diperbanyak dari tangan ke tangan tanpa copyright.
Daftar buku karya TGH. M. Said Amin, BA di antaranya adalah:
- Sejarah Timbulnya Perpecahan di Kalangan Umat Islam
- Menuju Pelaksanaan Syari’at Islam
- Peristiwa Ghadir Khum Melahirkan Kebohongan Syi’ah Ahlul Bait
- Konspirasi Internasional Untuk Menghapuskan Semua Agama
- Mewaspadai Pemurtadan Umat Islam
- Adam Abul Basyar: Koreksi Terhadap Buku ‘Ternyata Adam Dilahirkan’, karya Agus Mustafa
- Posisi Kedua Tangan Di Dalam Sholat (Sifat Sholat Nabi saw)
- Manusia dan Ibadah Haji
- Ajaran Agama Masehi Setelah Kenaikan Isa Al-Masih
- Do’a Di Dalam dan Sesudah Sholat
- Fadhilah Sholat Lail (Sholat Malam)
- Sholat Tarawih Salah Satu Ibadah Malam Ramadhan
- Pengamalan Sunnah Nabi Muhammad saw
- Hadits Musalsal (Sifat Sholat Nabi saw)
- Bid’ah Dalam Pandangan Kaum Salaf
- Siapa Imam Yang Menyesatkan Dan Mengajak ke Pintu Neraka
- Kedudukan Qiyas Dalam Hukum Islam
- Program Penguasaan Alam Semesta oleh Bangsa Yahudi
- Tujuan Hidup Bangsa Yahudi
- Berdakwah di Jalan Allah
- Apa itu Ahmadiyah
- Dll
Alhamdulillah,selama saya membersamai Tuan Guru di MUI Kabupaten Bima yang dipimpin beliau sampai akhir hayatnya dan saya menjabat sebagai Wakil Sekertaris MUI selama 2 periode, saya berkesempatan menjadi Editor beberapa buku karya Almarhum. Tentu kesemua karya intelektual Tuan Guru didedikasikannya untuk Dakwah dan Pendidikan Islam di Dana Mbojo.
Keluasan ilmu Tuan Guru dapatlah dimaklumi karena masa remajanya dihabiskannya untuk menimba ilmu di Mekkah. Setamat SDN 1 Bima (1947) Muhammad Said Amin muda melanjutkan pendidikannya di Tanah Haramain, Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum-Mekkah hingga tahun 1951. Lanjut di Madrasah Tsanawiyah Al-Falah-Mekkah hingga 1953 dan kemudian Madrasah Aliyah Al-Falah-Mekkah hingga tamat tahun 1956.
Setamat Aliyah itulah Muhammad Said Amin muda langsung mulai berkubang-basah dalam dunia pendidikan Islam. Tidak tanggung-tanggung langsung jadi Guru Hadits di Madrasah Al-Falah-Mekkah, di tanah kelahiran Rasulullah saw. Bahkan Muhammad Said Amin muda mendapatkan izin sebagai Perawi Hadits Musalsal dengan ururtan sanad ke-32 dari Rasulullah saw. Ijazah sebagai Perawi Hadits Musalsal itu diberikan oleh Syeikh Yasin Padang selaku Mudir (Direktur) Darul Ulum-Mekkah al-Mukarromah. Ada begitu banyak nama dalam Jaringan Ulama Nusantara akan tetapi hanya beberapa orang saja yang berkedudukan sebagai Perawi Hadits. Satu di antara Perawi Hadits yang sangat sedikit itu adalah Tuan Guru Haji Muhammad Said Amin, putra Bima. Dapat dimaklumi jika Buya Hamka pernah berkata: “Kalau mau belajar Islam, pergilah ke Bima”.
Sekembalinya Syeikh Muhammad Said Amin dari Mekkah, beliau pun istiqomah mendedikasikan dirinya dalam pendidikan Islam seumur hidupnya. Dimulai menjadi Guru di PGAP Bima tahun 1957 yang kemudian menjadi PGA Muhammad Salahuddin Bima (1965) dan menjadi PGAN Bima (1968). Guru PGAN 6 Bima (1976-1984) yang sekarang menjadi MAN 2 Kota Bima. Beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala MAAIN Bima (1968-1976) yang sekarang kita kenal sebagai MAN 1 Kota Bima. Tidak hanya dedikasi panjangnya dalam pendidikan menengah Islam, TGH M. Said Amin pun berkontribusi pada Pendidikan Tinggi Islam di Bima, di antaranya dengan menjadi Anggota Tim Pendiri Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya Cabang Bima (1968) dan salah satu Pendiri Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Giri (1971) yang sekarang menjadi STIT Sunan Giri Bima.
Karena tuntutan dunia pendidikan yang telah digelutinya secara totalitas, tahun 1974 TGH. M. Said Amin melanjutkan pendidikannya di Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya hingga berhak menyandang gelar BA (Bachelor) atau Sarjana Muda (1976). Namun dengan gelar Sarjana Muda Syari’ah itu pulalah TGH. M. Said Amin, BA diangkat menjadi Hakim Pengadilan Agama Bima dari tahun 1984-1996. Dapat dimaklumi jika beberapa karya ilmiahnya di samping tentang Sejarah Islam, Teologi, Aqidah juga membahas tentang Hukum Islam, sebagaima tersebut di atas: Menuju Pelaksanaan Syari’at Islam, Kedudukan Qiyas dalam Hukum Islam, dll.
Kesibukan TGH. M. Said Amin, BA sebagai Hakim Pengadilan Agama Bima selama lk. 12 tahun tidaklah mengurangi dedikasinya atau menjadikannya absen dari dunia pendidikan Islam. Mengingat rekam jejak Tuan Guru juga tetap dapat kita telusuri baik sebagai Ketua Yayasan Darut Tarbiyah Bima (1980-2007) maupun Lembaga Pendidikan Islam yang ditinggalkannya di Lingkungan Nusantara ini di bawah Yayasan Pendidikan Al-Ittihad Bima yang diketuainya sejak 1985 hingga akhir hayatnya (2016).
Sebagaimana para Kyai Ahlus-Sunnah wal Jama’ah di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera dan sebagainya di samping sehari-hari mengelola Pesantren merekapun aktif dalam Ormas Islam terbesar di Republik ini: Nahdlotul Ulama (NU), TGH. M. Said Amin, BA pun pernah menjabat sebagai Ketua III NU Cabang Bima (1966-1980). Beliaupun tercatat pernah menjabat sebagai Presidium Musyawarah Alim Ulama Kab. Bima (1968). Bahkan perjalanan dakwah TGH. M. Said Amin, BA juga menembus batas, merambah ke ranah politik sebagai Anggota DPRD-GR Kab. Bima (1966-1971).
Meski rekam jejak dakwah TGH. M. Said Amin, BA. menembus batas semua lini dari Perawi Hadits, Mubaligh, Penulis buku-buku Islam, Aktivis Ormas Islam terbesar di Republik ini, Anggota Legislatif hingga belasan tahun sebagai Hakim Pengadilan Agama. Namun rekam jejak terpanjang dalam hidup TGH. M. Said Amin, BA (Allahu yarhamhu) adalah dedikasi dan kontribusi beliau yang ‘Yang tak lekang dek pana, tak lapuik dek hujan’ adalah dalam dunia pendidikan Islam di Bima.
Maka, kita sebagai generasi penerus di Dana Mbojo, Dana Mbari ini sudah selayaknya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada sosok yang teramat langka yang telah meninggalkan kita: TGH. M. Said Amin, BA (Allahu yarhamhu) dalam bentuk pemberian gelar kehormatan kepada beliau sebagai Tokoh Pendidikan di Bima. Apresiasi pemberian gelar kehormatan oleh Lembaga Pendidikan Tinggi Islam, STIS Al-Ittihad Bima ini di samping sebagai wujud apresiasi juga sesungguhnya adalah doa dan harapan agar kiranya dapatlah kita mewarisi api Islam yang pernah menyala di dalam dada Almarhum selama hidupnya yang telah didedikasikan untuk dakwah dan pendidikan Islam hingga akhir hayatnya. Semoga ilmu yang ditinggalkan TGH. M. Said Amin, BA (Allahu yarhamhu) tetap menjadi amal jariyah hingga yaumil qiyamah dan kelak Almarhum diberikan tempat tertinggi di surga, jannatun-na’im bersama para Syuhada’ dan Sholihin.
Pada saatnya nanti, mohon perkenan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Al-Ittihad Bima memberikan Gelar Kehormatan untuk TGH. M. Said Amin, BA (Allahu yarhamhu) sebagai Tokoh Pendidikan di Bima. Dan dengan harapan bahwa pemberian gelar ini juga dapat ditindak-lanjuti nantinya diusulkan kepada Pemerintah Propinsi NTB untuk juga memberikan gelar kehormatan yang sama kepada TGH. M. Said Amin, BA (Allahu yarhamhu) sebagai Tokoh Pendidikan di Bima, sebagaimana gelar yang sama juga pernah diberikan kepada TGH. Muhammad Kasimo pada tahun 2009.
Demikian, Wa billahit-taufiq wal hidayah. Wallahul muwafiq ilaa aqwamit-thoriq, wassalamu ‘alaikum war, wab.
Bima, 14 Januari 2023
Syech Fathurrahman, SAg, MH.